Senin, 26 Maret 2012

SEJARAH PENULISAN HADITS NABAWI

Pada masa awal berkembangnya Islam,Rasulullah saw pernah melarang para sahabat untuk menulis hadits-hadits yang beliau sampaikan.Larangan ini muncul karena beliau 'alaihimus sholaatu wassalaam khawaitir akan bercampurnya hadits dengan Alquranul Karim serta takut nanti para sahabat radhiyallahu 'anhum meninggalkan Alquran dan lebih menyibukkan diri kepada hadits.
Tetapi setelah berapa lama Rasulullah mengizinkan bahkan mensyariatkan para sahabat untuk mengumpulkan hadits dan menuliskannya karena dengannya sunnah-sunnah beliau dapat terjaga dan syari'at dapat tersebut.Dalam sebuah riwayat dari Abdullah bin 'amr bahwasannya beliau menulis segala sesuatu yang Rasulullah ucapkan.Berkata ia (Abdullah bin Amr);"Aku menulis segala sesuatu yang aku dengar dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam,aku ingin menghafalnya.Maka orang-orang Quraisy melarangku (akan hal itu),mereka berkata:"apakah engkau akan mencatat/menulis setiap perkataan dari Rasulullah,padahal ia hanyalah manusia juga yang berbicara ketika marah dan ridho?",maka aku pun berhenti dari menulis (hadits).Lalu aku sampaikan hal ini kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam,kemudian beliau bersabda:"tulislah,demi Dzat yang jiwaku berada di tangannya,tidak keluar sesuatu pun dari (ucapan) ku melainkan adalah haq (kebenaran)".(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah,Rasulullah memeritahkan untuk menuliskan khutbah dari beliau shallallaahu 'alaihi wasallam,lalu perintah menuliskan hadits kepada raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Sebagian sahabat radhiyallahu 'anhum telah menulis shahifah-shahifah (lembaran2) yang memuat hadits-hadits Rasulullah saw seperti Ali bin Abi Thalib,Jabir bin Samirah dll.Para tabi'in juga menukilkan hadits dari para sahabat,dan diantara mereka yang paling banyak memiliki shahifah tersebut anatara lain,Said bin Jabir,Hasan Basri,'Atho bin abi Rabah dll.



Penyusunan (kodifikasi) hadits

Pada zaman Rasulullah saw dan para Khulafaur Rasyidin hadits belum terkodifikasi sebagaimana hal itu dilakukan pada zaman setelahnya.Dan pada masa Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah yaitu terjadi di penghujung tahun seratus hijriyah beliau memerintah untuk menulis hadits dan mengumpulkannya karena khawatir hadits akan hilang.Beliau rahimahullah menulis surat kepada qadhi Madinah,Abu Bakar bin Muhammad bin 'Amr bin Hazm:"Lihatlah hadits-hadits Rasulullah lalu tulislah.Sungguh aku khawatir jika ilmu dan ulama akan hilang.Jangan kamu terima kecuali hadits Rasulullah.Kemudian sebarkanlah ilmu dan duduklah di majlis agar orang yang tidak tahu menjadi tahu.Sesungguhnya ilmu itu tidak akan sirna hingga tersembunyi".(Mushtalah Hadits karya Syekh Utsaimin,hal 98). 
Beliau juga mengirim surat yang sama ke seluruh negri kemudian memerintahkan Muhammad bin Syihab Az Zuhri untuk menyusun kitab hadits.Az Zuhri inilah yang kemudian dikenal sebagai orang yang pertama kali menyusun kitab hadits.(Lihat Fathul Bari 1/277,bab kitabatul ilmi).
Kemudian pada masa tabiut tabiin banyak terdapat kitab2 atau karangan2 tentang hadits yang sebagian besarnya terdapat hadits-hadits nabawi,perkataan sahabat,serta fatwa2 tabi'in.Lalu orang-orang setelahnya berpendapat untuk mengkhususkan hadits dari yang lain.Kemudian pada zaman berikutnya hadits-hadits mulai di pilah-pilah mana yang shahih dan mana yang dhoif.Inilah yang dilakukan Imam Bukhari dan Imam Muslim dalam shahihnya,begitu pula imam-imam hadits yang lain.
Keadaan ini berlangsung terus hingga akhir abad ketiga
hijriyah.Dan pada saat itu tidak ada sunah nabawiyah kecuali telah tercantum dalam kitab-kitab,musnad-musnad,sunan dll.
Dari sini dapat kita ketahui penulisan hadits berlangsung dalam tiga marhalah (periode):
1.Periode penulisan saja,,ini terjadi pada masa Rasulullah saw dan para sahabat
2.Periode tadwin (penyusunan) hadits secara umum tanpa pemisahan antara hadis,perkataan sahabat dan fatwa tabiin.Ini berlangsung pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz dan masa setelahnya.
3.Periode penyusunan hadits dengan cara di bagi bab per bab,serta pemisahan hadits yang shahih dengan selainnya.Ini berlangsung pada pertengahan abad kedua hijriyah hingga akhir abad ketiga hijriyah.

KITAB-KITAB INDUK HADITS

1.SHAHIH BUKHARI
Nama kitab:Al Jami' Ash Shahih
Penyusun:Imam Bukhari (194 H-256 H)
Kedudukan:Ini adalah kitab paling shahih setelah Alquranul Karim.Al Hafidz Adz Dzahabi berkata:"ini adalah salah satu kitab dalam ilmu Islam yang paling bagus dan paling utama setelah kitab Allah ta'ala"
Kelebihan:Bahwasannya ini adalah kitab pertama yang berisi hanya hadits-hadits shahih,tanpa hadits dhoif dan maudhu'.
Jumlah hadits:7563 hadits termasuk yang diulang,jika tidak termasuk yang diulang berjumlah 2602 hadits.
Syarahnya:Syarah paling bagus terhadap kitab ini adalah FATHUL BARI karya Al Hafiz Ibnu Hajar Al Asqalani

2.SHAHIH MUSLIM
Penyusun:Imam Muslim (204 H-261 H)
Kedudukan:Kitab kedua stelah Shahih Bukhari dalam hal keshahihan,tapi lebih unggul dalam hal penyusunan
Kelebihan:Kitab ini tersusun dengan sangat rapi dan bagus dalam bab-bab yang ada pada satu tempat dan menyebutkan berbagai jalur dan lafadz2 hadits yang beliau susun per-bab.Hanya saja beliau tidak menyebutkan judul2 bab tersebut.Mungkin karena khawatir akan menambah tebak kitab tersebut atau terdapat alasan yang lain.
Jumlah hadits:7275 hadits yang diulang,jika tidak hanya berjumlah 3033 hadits.
Syarahnya:Kitab ini mempunyai beberapa syarah,dan yang paling masyhur adalah syarah yang disusun oleh Imam Nawawi.

3.SUNAN ABI DAUD
Penyusun:Sulaiman bin Al 'asy'ats As Sijistani (202 H-275 H)
Kelebihan:Penyusunnya berkata:"di dalamnya saya menyebutkan hadits yang berderajat shahih,yang serupa (mirip) atau mendekati derajat shahih.Jika dalam kitabku ini ada hadits yang mengandung kelemahan yang berat,pasti saya jelaskan.Di dalam kitab ini tidak terdapat riwayat yang berasal dari seorang perawi matruk.Hadits yang tidak saya komentari ,berarti hadits tersebut hadits yang shahih (baik) dan sebagian hadits lebih shahih dari yang selainnya.Dan hadits2 yang saya cantumkan dalam kitab Sunan sebagian besar merupakan hadits2 yang masyhur (populer)".
Jumlah hadits:5274 hadits

4.SUNAN AN NASA'I
Nama kitab:Al Mujtaba,,ini adalah mukhtasar dari sunannya Sunan Al Kubra
Penyusun:Abu 'abdir Rahman,Ahmad bin Syu'aib bin 'Ali An Nasa'i (215 H-303 H)
Kelebihan:Kebanyakan hadist dalam kitab ini shahih dan sangat sedikit yang dha'if.Derajat kitab ini berada setelah Ash Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim).Ditinjau dari sisi para perawinya kitab ini lebih di dahulukan daripada Sunan Abi Daud dan Sunan At Tirmidzi karena beliau sangat berhati-hati dalam memilih para perawi.Ibnu Hajar Al Asqalani berkata:"Banyak para perawi yang dipakai Abu Daud dan At Tirmidzi yang ditinggalkan oleh An Nasa'i dalam meriwayatkan haditsnya.Bahkan dalam meriwayatkan haditsnya dia meninggalkan sejumlah perawi yang terdapat dalam Ash Shahihain"
Jumlah hadits:5761 hadits termasuk yang diulang.

5.SUNAN AT TIRMIDZI
Penyusun:Abu 'Isa,Muhammad bin 'Isa bin Surah As Sulami At Tirmidzi (209 H-279 H)
Kelebihan:Dalam kitab ini beliau menjelaskan derajat shahih,hasan atau dhaif setiap hadits pada tempatnya masing2 dan menjelaskan sisi kelemahannya.Beliau juga menjelaskan ulama yang beliau ambil pendapatnya baik dari kalangan sahabat atau selainnya.Dalam kitab ini juga terdapat faedah dalam bidang fiqh dan hadits yang tidak ada dalam kitab yang lain.
Jumlah hadits:3956 hadits

6.SUNAN IBNU MAJAH
Penyusun:Abu 'abdillah Muhammad bin Yazid bin 'Abdillah bin Majah Al Qazwaini (209 H-273 H)
Kedudukan:Berdasarkan pendapat yang masyhur di kalangan mutaakhirin kitab ini termasuk kitab induk keenam dari kitab induk hadits.Meskipun demikian,kitab ini derajatnya lebih rendah dari kitab Sunan An Nasa'i,Sunan Abi Daud,dan Sunan At Tirmidzi karena telah masyhur bahwa hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah secara bersendirian umumnya adalah hadits dha'if.
Jumlah hadits:4341 hadits,,dan jumlah hadits yang beliau riwayatkan secara bersendiri dan tidak diriwayatkan oleh mereka (penyusun kitab induk hadits sebelumnya) adalah sebanyak 1339 hadits.

(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar